MENU

Sabtu, 13 April 2013

EVALUASI HASIL BELAJAR

PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT EVALUASI HASIL BELAJAR


A.      Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Secara bahasa, evaluasi adalah terjemahan dari kata evaluation (B. Inggris). Kata Evaluation berasal dari value yang berarti nilai. Kata evaluation, dengan demikian, diterjemahkan juga dengan penilaian. Sehingga antara “penilaian” dan “evaluasi”  dapat dipandang sebagai semakna. Dalam bahasa Arab penilaian diartikan al-taqdir.
Secara istilah, evaluasi diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu obyek. Istilah (term) ini pada awalnya dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, akan tetapi seiring dengan perkembangan waktu, term ini telah memasuki setiap aspek kehidupan manusia. Tokoh yang mempopulerkan term ini pertama kali adalah Ralph Tyler, dengan memaknai evaluasi sebagai proses pengumpulan data guna menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana dari tujuan pendidikan sudah dicapai.
Ketika kata evaluasi ini dirangkai dengan kata ”hasil belajar” (EHB) berarti, suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan siswa setelah melakukan proses pembelajaran pada waktu tertentu. Ketika dirangkai dengan kata pendidikan (evaluasi pendidikan) berarti suatu proses untuk menentukan nilai pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum. Dan ketika dirangkai dengan pengajaran (evaluasi pengajaran) berarti suatu proses (sistematis) untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Dari ketiga definisi di atas, tampak bahwa dalam mengadakan evaluasi selalu diawali dengan sebuah proses. Proses tersebut berupa tindakan membandingkan antara kemampuan siswa dengan tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (assesment) yang mana pertanyaan tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, kemudian jawaban yang diberikan siswa dibandingkan dengan kunci jawaban dari pertanyaan tersebut (yang tentunya juga sesuai dengan tujuan pembelajaran) (pengukuran). Baru setelah itu penilaian terhadap siswa bisa diberikan. Jika jawaban siswa sama dengan kunci (tujuan pembelajaran) maka siswa dapat dinilai sebagai menguasai materi. Jika jawaban siswa tidak sesuai dengan kunci maka ia dinilai tidak menguasai dan seterusnya.
Contoh: setelah menyampaikan materi tentang jihad, yang di antara tujuan pembelajarannya adalah “Siswa memahami bentuk-bentuk jihad” dengan indikator: “Mampu membedakan antara jihad pada zaman Rasul dengan zaman sekarang”, seorang guru ingin mengetahui apakah materi tersebut sudah difahami oleh siswanya atau belum. Maka guru tersebut harus menyusun sejumlah pertanyaan yang materinya harus mengacu pada tujuan pembelajaran tersebut, dan di antara pertanyaanya tentu adalah “Bagaimana perbedaan bentuk jihad pada zaman Rasul dengan jihad pada zaman sekarang?” Setelah siswa memberikan jawaban, jawaban tersebut lalu dibandingkan (dicocokkan) dengan kunci jawaban (yang juga mengacu pada tujuan pembelajaran). Setelah itu barulah siswa bisa dinilai tentang tingkat penguasaannya.
Proses pembandingan sebagaimana disebutkan di atas, dinamakan pengukuran (measurement). Dengan kata lain pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar suatu ukuran atau kriteria tertentu. Jadi di dalam evaluasi terdapat kegiatan pengukuran dan penilaian. Dari sini tampak perbedaan antara evaluasi dengan penilaian. Penilaian adalah bagian (akhir) dari evaluasi. Dan tidak benar ketika kita hendak melakukan penilaian terhadap obyek tertentu tanpa didahului dengan pengukuran sebelumnya.
Sedangkan hubungan antara penilaian dan pengukuran dapat digambarkan, bahwa penilaian hanya dapat dilakukan dengan tepat jika didahului dengan pengukuran, dan pengukuran tidak akan memberikan makna apa-apa jika tidak dikaitkan dengan (kriteria) penilaian. Baik buruknya evaluasi bergantung pada proses pengukuran yang mendahuluinya.
Dalam usaha mendapatkan keterangan yang valid dan mudah dalam pengukuran tersebut digunakanlah angka, yang dimulai dengan pemberian bobot bagi tiap-tiap item soal dan pemberian skor bagi jawaban siswa. Skor tersebut kemudian diubah menjadi nilai (berupa angka juga) yang dijadikan sebagai simbul dari penilaian yang sebenarnya.
Dari sini tampak perbedaan lain antara penilaian dengan pengukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif (berupa penjumlahan angka) sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan ”how much”, sementara penilaian bersifat kualitatif dan merupakan jawaban dari pertanyaan ”what value”.
Sementara beberapa ahli mencoba memberikan penjelasan lebih lengkap dengan memberi setiap proses dalam evaluasi dengan sebutan yang lebih rinci. Evaluasi, assesment, pengukuran dan penilaian. masing-masing istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Evaluasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efisiensi kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Pengukuran adalah proses membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu (bersifat kuantitatif). Sedangkan penilaian adalah proses pengambilan keputusan terhadap sesuatu (bersifat kualitatif). Dengan demikian, dapat digambarkan, dalam melakukan evaluasi terhadap hasil belajar, dimulai dengan assesment (melakukan tes dan pengoreksian) kemudian pengukuran (membandingkan hasil pekerjaan siswa dengan kunci) dan diakhiri dengan penilaian (diambil keputusan tentang penguasaan anak terhadap materi).
B.       Tujuan Evaluasi Hasil Belajar (Pendidikan)
1.      Tujuan Umum
a) Untuk menghimpun data tentang taraf kemajuan dan perkembangan peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sampai di mana keberhasilan mereka  dalam mencapai tujuan kurikuler).    
b) Untuk mengetahui efektifitas metode pengajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
2.      Tujuan Khusus
a)    Untuk merangsang peserta didik dalam program pembelajaran
b) Untuk mencari faktor keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
C.      Fungsi Evaluasi Hasil Belajar
Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1. Fungsi selektif. Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (siswa) dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini beberapa hal yang dapat diambil dari evaluasi adalah:
a.       menentukan layak diterima atau tidak seorang peserta tes
b.      menentukan layak dinaikkan atau tidak seorang siswa ke kelas berikutnya
c.       menentukan layak dilepas atau tidak seorang siswa dari lembaga tempat belajar.
d.      menentukan siswa yang layak untuk menerima beasiswa
2. Fungsi diagnosa. Untuk mengetahui dalam hal apa seorang siswa mempunyai kelemahan dalam belajar.
3.  Fungsi penempatan. Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan di mana posisi anak yang tepat.
4.    Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini adalah keberhasilan program. Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta penggunaan sarana.
Lebih spesifik fungsi Evaluasi Hasil Belajar yang dilaksanakan dalam PBM di sekolah adalah:
1.    untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.
2.    untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.
3.  untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang.
4. untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
5. untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat atau ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
6.   untuk mengadakan seleksi.
7.   untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
D.  Manfaat Evaluasi
1.    Bagi siswa:
Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.    Bagi guru:
a.   Guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.
b.   Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.
c.   Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.
3.    Bagi sekolah:
a.    Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.
b. Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.
c.    Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau belum. Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.
 
Disadur dari BLOGny pak Abd. Azis, M.Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar