A. Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar
Ada beberapa ciri evaluasi
yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Jadi untuk mengetahui
taraf kepandaian anak maka yang diukur bukan pandainya akan tetapi tanda-tanda
kepandaiannya. Menurut Carl Witherington tanda-tanda anak yang pandai adalah 1)
kemampuan untuk bekerja dengan angka-angka, 2) kemampuan untuk menggunakan
bahasa dengan baik dan benar, 3) kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru,
4) kemampuan untuk mengingat-ingat sesuatu, 5) kemampuan untuk memahami
hubungan antar gejala yang satu dengan yang lain, 6) kemampuan untuk berfantasi
atau berfikir abstrak.
2. Menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif (simbul angka),
setelah dianalisis dengan metode statistik pada akhirnya data tersebut diberi interpretasi secara kualitatif.
3. Pada umumnya menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang
tetap.
4. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke
waktu bersifat relatif. Artinya, hasil evaluasi pada umumnya tidak tetap.
5. Dalam melakukan
penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sedangkan sumber-sumber
kesalahan terletak pada:
a.
alat ukur (soal tes).
b.
penilai (guru). Dalam hal ini guru:
1)
bertindak subjektif. Misalnya risau ketika
mengoreksi, tulisan yang dihadapi jelek dan lain-lain.
2) cenderung (ke)murah(an) atau (ke)mahal(an) dalam memberi nilai. Misalnya untuk jawaban yang salah
skornya 2 / 0.
3) adanya kesan penilai terhadap siswa, baik dari guru lain atau
diperolehnya sendiri ketika mengampu mapel lain.
4) adanya pengaruh dari hasil yang diperoleh terdahulu.
5) kesalahan dalam menjumlah skor
c.
yang dinilai (murid)
1)
siswa sedang resah ketika sedang dinilai
(mengerjakan soal).
2)
siswa sedang sakit fisik ketika sedang dinilai.
3) ada gangguan terhadap kelancaran mengerjakan soal.
d. situasi di mana penilaian berlangsung
1) adanya kegaduhan (di dalam maupun di luar ruang) yang mengganggu
konsentrasi.
2) pengawasan dalam
penilaian.
B.
Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Mochtar Bukhari, ada beberapa langkah pokok
dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut antara lain: perencanaan,
pengumpulan data, verifikasi data, analisis data dan penafsiran data.
Langkah-langkah
dalam perencanaan meliputi:
1.
Merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilakukan. Rumusan
tujuan ini berpedoman pada tujuan lembaga pendidikan (selanjutnya ditulis: LP)
tempat mengajar dan tujuan mata pelajaran yang diampu. Terhadap tujuan LP ini,
kita merujuk pada visi LP tersebut. Sementara tujuan mata pelajaran, kita
berpedoman pada tujuan yang tertuang dalam kurikulum atau merujuk pada Standar
Kompetensinya.
2. Menetapkan aspek-aspek yang
harus dinilai. Apakah kognitif, afektif, atau, psikomotorik. Penetapan aspek
ini bergantung pada tujuan evaluasi. Jika tujuan evaluasi mengarah pada
kemampuan kognisi maka aspek yang pilih adalah aspek kognitif. Jika tujuannya
mengarah pada sikap, maka yang dipilih adalah aspek afektif. Jika mengarah pada keterampilan, maka yang dipilih
adalah aspek psikomotorik.
3.
Menentukan metode evaluasi yang akan digunakan. Ada dua metode dalam evaluasi, yaitu tes
dan observasi. Penentuan ini didasarkan pada aspek yang dinilai. Jika kita
ingin mengetahui kemampuan psikomotorik dan atau sikap anak, kita bisa
menggunakan metode observasi. Jika kita ingin mengetahui kemampuan kognisi mereka, kita bisa menggunakan
metode tes.
4. Memilih atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan
digunakan. Penyusunan alat evaluasi ini bergantung pada metode yang dipilih.
Jika dalam mengadakan evaluasi kita memilih metode tes maka dalam langkah ini
kita harus menyusun soal-soal. Akan tetapi jika soal tes telah tersedia, kita
tinggal memilihnya. Jika kita memilih
metode observasi, maka kita menyusun pedoman observasi (check list). Semua
keterampilan yang ingin dinilai, disusun dalam check list tersebut.
Soal tes ini sangat substansial dalam evaluasi. Sebab,
tepat tidaknya data tentang hasil belajar sangat ditentukan oleh baik buruknya
atau tepat tidaknya alat-alat evaluasi tersebut.
5. Menentukan kriteria dalam
menilai yang akan digunakan. Dalam hal ini kita dapat memilih skala 5, 9, 11,
100 dan lain-lain. Begitu juga norma yang digunakan. Apakah norma
relatif atau absolut.
6. Menentukan frekuensi
evaluasi. Berapa kalikah sebaiknya evaluasi dilakukan dalam suatu periode (satu
semester atau satu tahun). Penentuan frekuensi ini bergantung pada susunan
bahan pelajaran (berapa bab/unit). Idealnya evaluasi diadakan setelah
menyelesaikan satu bab / unit.
Disadur dari BLOGnya pak Abd. Azis, M.Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar