MENU

Sabtu, 13 April 2013

CIRI-CIRI DAN PROSEDUR EVALUASI HASIL BELAJAR

A.      Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar
Ada beberapa ciri evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Jadi untuk mengetahui taraf kepandaian anak maka yang diukur bukan pandainya akan tetapi tanda-tanda kepandaiannya. Menurut Carl Witherington tanda-tanda anak yang pandai adalah 1) kemampuan untuk bekerja dengan angka-angka, 2) kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar, 3) kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru, 4) kemampuan untuk mengingat-ingat sesuatu, 5) kemampuan untuk memahami hubungan antar gejala yang satu dengan yang lain, 6) kemampuan untuk berfantasi atau berfikir abstrak.
2.    Menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif (simbul angka), setelah dianalisis dengan metode statistik pada akhirnya data tersebut diberi interpretasi secara kualitatif.
3.    Pada umumnya menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
4. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu bersifat relatif. Artinya, hasil evaluasi pada umumnya tidak tetap.
5. Dalam melakukan penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sedangkan sumber-sumber kesalahan terletak pada:
a.       alat ukur (soal tes).
b.      penilai (guru). Dalam hal ini guru:
1)      bertindak subjektif. Misalnya risau ketika mengoreksi, tulisan yang dihadapi jelek dan lain-lain.
2)  cenderung (ke)murah(an) atau (ke)mahal(an) dalam memberi nilai. Misalnya untuk jawaban yang salah skornya 2 / 0.
3) adanya kesan penilai terhadap siswa, baik dari guru lain atau diperolehnya sendiri ketika mengampu mapel lain.
4)      adanya pengaruh dari hasil yang diperoleh terdahulu.
5)      kesalahan dalam menjumlah skor
c.       yang dinilai (murid)
1)      siswa sedang resah ketika sedang dinilai (mengerjakan soal).
2)      siswa sedang sakit fisik ketika sedang dinilai.
3)      ada gangguan terhadap kelancaran mengerjakan soal.
d.      situasi di mana penilaian berlangsung
1) adanya kegaduhan (di dalam maupun di luar ruang) yang mengganggu konsentrasi.
2)      pengawasan dalam penilaian.
B.       Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
Menurut Mochtar Bukhari, ada beberapa langkah pokok dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut antara lain: perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data dan penafsiran data.
Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi:
1.    Merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilakukan. Rumusan tujuan ini berpedoman pada tujuan lembaga pendidikan (selanjutnya ditulis: LP) tempat mengajar dan tujuan mata pelajaran yang diampu. Terhadap tujuan LP ini, kita merujuk pada visi LP tersebut. Sementara tujuan mata pelajaran, kita berpedoman pada tujuan yang tertuang dalam kurikulum atau merujuk pada Standar Kompetensinya. 
2. Menetapkan aspek-aspek yang harus dinilai. Apakah kognitif, afektif, atau, psikomotorik. Penetapan aspek ini bergantung pada tujuan evaluasi. Jika tujuan evaluasi mengarah pada kemampuan kognisi maka aspek yang pilih adalah aspek kognitif. Jika tujuannya mengarah pada sikap, maka yang dipilih adalah aspek afektif. Jika mengarah pada keterampilan, maka yang dipilih adalah aspek psikomotorik.
3.  Menentukan metode evaluasi yang akan digunakan. Ada dua metode dalam evaluasi, yaitu tes dan observasi. Penentuan ini didasarkan pada aspek yang dinilai. Jika kita ingin mengetahui kemampuan psikomotorik dan atau sikap anak, kita bisa menggunakan metode observasi. Jika kita ingin mengetahui kemampuan kognisi mereka, kita bisa menggunakan metode tes.
4. Memilih atau menyusun alat-alat evaluasi yang akan digunakan. Penyusunan alat evaluasi ini bergantung pada metode yang dipilih. Jika dalam mengadakan evaluasi kita memilih metode tes maka dalam langkah ini kita harus menyusun soal-soal. Akan tetapi jika soal tes telah tersedia, kita tinggal memilihnya.  Jika kita memilih metode observasi, maka kita menyusun pedoman observasi (check list). Semua keterampilan yang ingin dinilai, disusun dalam check list tersebut.
Soal tes ini sangat substansial dalam evaluasi. Sebab, tepat tidaknya data tentang hasil belajar sangat ditentukan oleh baik buruknya atau tepat tidaknya alat-alat evaluasi tersebut.
5. Menentukan kriteria dalam menilai yang akan digunakan. Dalam hal ini kita dapat memilih skala 5, 9, 11, 100 dan lain-lain. Begitu juga norma yang digunakan. Apakah norma relatif atau absolut. 
6. Menentukan frekuensi evaluasi. Berapa kalikah sebaiknya evaluasi dilakukan dalam suatu periode (satu semester atau satu tahun). Penentuan frekuensi ini bergantung pada susunan bahan pelajaran (berapa bab/unit). Idealnya evaluasi diadakan setelah menyelesaikan satu bab / unit.
 Disadur dari BLOGnya pak Abd. Azis, M.Ag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar